Sebelum mengurai lebih jauh,ada baiknya kita mengingat kembali kisah nabi Sulaiman A.S.Seorang nabi yang dikaruniai allah kekayaan yang berlimpah,kerajaan yang sangat indah,ilmu yang seluas samudra,kepiawaian dalam berdiplomasi,keistimewaan memahami dan berdialog dengan binatang.Akan tetapi dengan kelebihan dia miliki,nabi Sulaiman bukanlah orang yang sombong dan tinggi hati.
Al-quran menceritakan
bagaimana sikap nabi Sulaiman A.S mendapatkan semua anugerah ini.Ia dan ayahnya
nabi Dawud a.s yang dikarunai ilmu mengatakan semua ini adalah
fadhlilah,karunia dari allah,Q.S An Naml ayat 15.Ayat berikutnya menceritakan
tentang bagaimana nabi Sulaiman AS
memiliki bala tentara dari bangsa jin,manusia,dan burung,mampu memahami bahasa
binatang.Ketika nabi Sulaiman melewati
sebuah lembah,seekor semut berkata pada kelompoknya,”wahai semut-semut,masuklah
ke dalam sarang-sarangmu,agar kamu tidak terinjak Sulaiman dan tentaranya,sedangkan
mereka tidak tau”.Mendengar ucapan semut ini,nabi Sulaiman tersenyum dan
berdo’a dalam Q.S An-Naml 19.
“Ya
tuhanku,anugerahkanlah aku untuk tetap mensyukuri mikmat mu,yang telah engkau anugerahkan
kepadaku dan kedua orang tuaku,dan agar aku mengerjakan kebijakan yang engkau ridhoi,dan
masukkanlah aku dengan rahmat mu ke dalam golongan hamba-hamba mu yang sholeh”
Selanjutnya,nabi
Sulaiman AS menawarkan pada pembesar kerajaannya:”Siapakah diantara kalian yang
sanggup memindahkan singgasana ratu Balqis dari negri Saba’ ke palestina?”
Ifrit dari bangsa jin menyanggupi,sebelum nabi Sulaiman berdiri dari tempat
duduknya,singgasana itu akan sampai di hadapannya karena ‘Ifrit merasa paling
kuat dan dapat di percaya.
Akan tetapi,seorang yang mempunyai
ilmu dan memegang teguh ajaran kitab taurat
dan zabur dengan lembut,(ulama tafsir bersepakat seseorang tersebut
adalah “Ashif barkhiyah”)menyanggupi akan mendatangkan singgasana ratu Balqis
sebelum nabi Sulaiman AS berkedip,dan seketika itu juga singgasana ratu Balqis
sudah dihadapannya,Subhaanallah “Haadzaa min fadhli robby” (ini karunia dari
allah) demikian ujar nabi Sulaiman.
Hikmah dari kisah di atas,bagaimanapun
keberhasilan yang kita raih,sebesar apapun prestasi yang kita dapatkan,semua
itu semata-mata karunia dari allah.
Kita yang sudah berkelana di dunia
olimpiade,bergelut di panggung musabaqoh,berkiprah di arena perlombaan,menjadi
peserta atau yang diberi sampur amanat
untuk membina anak-anak,mendampingi mereka,membimbing belajar dan memberi
semangat,sudah selayaknya menyadarkan keberhasilan dan kekalahan hanya pada
allah.Tidak sedikit prestasi yang di raih,meski tak jarang juga kesempatan menang di raih peserta
lain.Ketika menang,janganlah kemenangan itu membuat kita terlena, tinggi hati,sombong
dan lupa pada keyakinan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar